11:06 PM -
Ilmu Pengetahuan Umum
No comments


Hewan Tidak Bertulang Belakang (Avertebrata)
Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan dalam Invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri.
Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya mengalami deferensisasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin komplek.
Perkembangan embrio hewan metazoa melalui tahap tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamakan diploblastik. Untuk hewan yang memiliki tiga lapisan kulit dalam tubuhnya dinamakan triploblastik. Struktur tubuh, dan sistem sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda beda, makin tinggi tingkatannya semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya.
Invertebrata dikelompokkan menjadi 8
filum :
A. PORIFERA (Hewan Berpori)
Porifera adalah hewan yang berlubang lubang (berpori), hidup diair tawar, dirawa, dilaut yang dangkal , air jernih dan tenang.
Tubuhnya tersusun atas jaringan
diploblastik (dua lapisan jaringan). Lapisan luar tersusun oleh sel epidermis
dan lapisan dalam tersusun atas sel sel leher (koanosit). Tubuh menyerupai vas
bunga, memiliki rongga tubuh (spongosol) dan lubang keluar (oskulum), tubuh
lunak, permukaannya berpori (ostium).
Porifera memiliki dua lapisan
jaringan, yaitu:
·
Lapisan luar, tersusun atas sel sel
yang berbentuk pipih, berfungsi sebagai epidermis. Sel ini dinamakan pinakosit.
·
Lapisan dalam, tersusun atas sel sel
berbentuk corong dan memiliki flagel. Sel ini dinamakan koanosit.
Ciri-ciri morfologinya antara lain:
1.
Tubuhnya berpori (ostium)
2.
Multiseluler
3.
Tubuh porifera asimetri (tidak
beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
4.
Berbentuk seperti tabung, vas bunga,
mangkuk, atau tumbuhan
5.
Warnanya bervariasi
6.
Tidak berpindah tempat (sesil)
Ciri-ciri anatominya antara lain:
1.
Memiliki tiga tipe saluran air,
yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
2.
Pencernaan secara intraseluler di
dalam koanosit dan amoebosit
Porifera hidup secara heterotrof.
Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke
tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan
cairan. Habitat porifera umumnya di laut.
Porifera terdiri atas ±3.000 jenis yang dapat dibagi menjadi
empat kelas, yaitu:
·
Calcarea
Hewan
berbentuk silindris, bertipe sycon dan memiliki saluran-saluran radikal.
Makanannya berupa plank-ton, hewan atau tumbuhan kecil dan bahan organik.
Rangka
tubuh Calcarea tersusun dari kalsium karbonat. Umumnya, Calcarea sangat kecil,
hanya memiliki tinggi sekitar 3-4 inci. Dari 15.000 spesies Porifera yang ada,
hanya 400 dari mereka merupakan anggota kelas Calcarea.
Perkembangbiakan
berlangsung secara aseksual, yaitu dengan membentuk tunas eksternal dan
memisahkan diri, dapat juga dalam bentuk tunas (gemmula). Perkembangbiakan
secara seksual melalui membentukan gamet jantan dan betina yang kemudian
membentuk embrio yang keluar melalui oskulum. Contoh leucosolenia.
Spons Asconoid memiliki
organisasi yang paling sederhana. Choanocytes garis spongocoel, gambar air
melalui ostia kecil dan mengusir melalui osculum tersebut. Contoh
scypha
·
Hexatinellida
Hewan ini dikenal sebagai bunga
karang gelas, hidupnya dilaut. Bunga karang gelas mempunyai spikula dari
silikat. Contohnya, euplectella.
·
Domospongiae
Hewan ini hidup di dalam laut dan
air tawar, mempunyai spikula dan silikat serta spongia atau spongia saja.
Species yang hidup dilaut misalnya spongi sp. banyak digunakan untuk
membersihkan kulit pada waktu mandi. Contoh species yang hidup di air tawar
adalah spongilia sp.
·
Selenospongiae
Memiliki spikula yang tersusun atas
silikat.
Perkembangbiakan Porifera
Reproduksi aseksual
terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Dilakukan dengan membentuk tunas
pada tubuh induk. lama-kelamaan akan terbentuk koloni porifera. Fragmen-fragmen
kecil melepaskan diri dari spons induk, menempel pada substrat, dan tumbuh
menjadi spons baru.
Reproduksi aseksual porifera air tawar bisa juga dilakukan untuk mengatasi kondisi lingkungan yang kering dengan pembentukan gemule ( butir benih / tunas internal), yaitu sel amebosit yang dibungkjus oleh tiga lapisan kuat.
Gemmule dihasilkan menjelang musim
dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar.Gemule akan terlihat
pada saat induk hancur. Jika kondisi lingkungan membaik kemabali, maka lapisan pelindung
pecah dan kehidupan dilangsungkan kembali.
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembuahan sel telur suatu porifera oleh sel sprema porifera yang lain secara internal. Masing-masing individu menghasilkan sperma dan ovum.
Kedua sel kelamin terbentuk dari
perkembangan sel-sel amebosit atau koanosit. Sel-sel sperma dilepaskan ke dalam
air, kemudian masuk ke tubuh spons lain bersama aliran air melalui ostium untuk
melakukan fertilisasi.
Hasil pembuahan berupa zigot yang
akan berkembang menjadi larva bersilia. Larva tersebut akan keluar dari tubuh
porifera induk melalui oskulum, kemudian melekat di dasar perairan untuk tumbuh
menjadi dewasa.
Manfaat Porifera
Porifera menguntungkan manusia
karena sponnya dapat digunakan untuk alat gosok tubuh. Tubuh Porifera yang mati
dapat digunakan sebagai hiasan.
B.
COELENTERATA (Hewan Berongga)
Coelenterata (dalam bahasa yunani,
coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga
tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).
Coeleanterata disebut juga Cnidaria
(dalam bahasa yunani, cnido = penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang
memiliki sel penyengat.
Sel penyengat terletak pada tentakel
yang terdapat disekitar mulutnya.
Coelentarata pun umumnya hidup di laut, kecuali beberapa jenis dari
Hydrozoa yang hidup di air tawar. Arti dari Coelentarata adalah koilos yakni
rongga dan anteron berarti usus. Jadi Coelentarata dapat diaryikan hewan yang
memiliki rongga usus.
Coelentarata merupakan golongan hewan diploblastik, karena tubuhnya
tersusun atas dua lapisan sel, yaitu ektodermis (epidermis) dan gastrodermis
(endodermis). Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan non seluler
disebut mesoglea, dan pada lapisan ini tersebar sel-sel saraf.
Pada lapisan ektodermis terdapat sel knidoblast. Di dalam knidoblast
terdapat nematokist (paling banyak pada tentakel) yaitu alat yang berfungsi
untuk melumpuhkan dan mempertahankan diri dari musuhnya, disebut juga alat
penyengat.
Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga
gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/ penyekat dan belum
mempunyai anus.
Reproduksi Coelenterata terjadi
secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan
tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk
polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya
sehingga membentuk koloni.
Reproduksi seksual dilakukan dengan
pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh
Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh
Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.
·
Hydrozoa
Hewan ini biasanya membentuk koloni
atau soliter. Hydrozoa yang berkoloni membentuk polip dan medusa, sedangkan
yang soliter hanya membentuk polip saja. Contoh hydrozoa antara lain polip dan
medusa.
a. Hydra
Hydra hidup diair tawar yang jernih
dan banyak ditumbuhi tumbuhan air. Hydra berkembangbiak secara seksual atau
melalui pembentukan tunas. Mengandung sel – sel penyengat (knidoblas) dan
mengandung nematokista yang terdapat pada lapisan ectoderm terutama tentakel.
b. Obelia
Obelia hidup di air laut dalam
bentuk koloni polip. Koloni polip Obelia ada dua macam, yaitu polip vegetative
(hydrant) yang berfungsi untuk mencari makanan dan polip reproduktif
(gonangium) yang berfungsi melipatgandakan bentuk medusa.
c. Gonionemus
Merupakan hewan dengan bentuk medusa
yang besar dan hidup di laut, yaitu di daerah pasang surut. Pembiakannya secara
seksual dengan medusa.
d. Physalia
Hewan ini mempunyai bentuk tubuh
speri pelampung dan berbentuk koloni.
·
Scypozoa
Scypozoa pada umumnya berbentuk
medusa dan banyak ditemukan di laut. Medusa – medusa ini dikenal dengan ubur –
ubur yang sebenarnya dengan pinggiran yang berlekuk – lekuk. Biasanya banyak
terdampar di pantai – pantai. Beberapa jenis memiliki nematokista beracun
sehingga menyebabkan gatal – gatal. Contohnya: Aurelia
·
Anthozoa
Merupakan hewan karang laut yang
daur hidupnya hanya mempunyai bentuk polip, tetapi ada jugsa yang soliter.
Anthozoa yang hidup soliter dapat
ditemukan di pantai berair jernih, misalnya anemone laut, sedangkan yang hidup
berkoloni dapat ditemukan dalam rumah kapur yang disebut karang laut dan dapat
membentuk batu karang.
Tipe Tubuh
POLIP
·
Umumnya hidup soliter (sendiri),
tapi ada pula yang memben-tuk koloni.
·
Melekat pada dasar perairan, tidak dapat
bergerak bebas, sehingga menyerupai tumbuhan yang tertambat
·
Tubuh atas membesar
·
Di dalam tubuh polip ini terdapat
rongga gastrovaskuler yang fungsinya sebagai usus.
·
Di bagian atas terdapat mulut dan
tentakel untuk berperan untuk menangkap mangsa.
·
Polip merupakan fase vegetatif pada
coelenterata, karena bisa melakukan fragmentasi pemutusan bagian dari tubuhnya
itu untuk membentuk individu baru
MEDUSA
·
Fase medusa merupakan fase generatif
(seksual), dimana pada fase ini menghasilkan sel telur dan sel sperma.
·
Medusa dapat melepaskan diri dari
induk dan berenang bebas di perairan.
·
Bentuknya seperti payung dan punya
tentakel yang melambai-lambai.
·
Kita biasa menamakannya dengan
ubur-ubur
Cara Mendapatkan Makanan
- Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-pertikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil.
- Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun.
- Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut.
- Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel).
- Sel-sel endoderma menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut
- Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler.
- Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus.
- Reproduksi atau perkembangbiakan dapat dilakukan secara aseksual dan seksual.
Manfaat Coelenterata
- Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan.
- Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
- Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut.
- Di samping itu, karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan. Ubur ubur dapat dimakan, anemon laut, mawar laut dapat digunakan sebagai hiasan dalam akuarium.
- Dilaut hewan ini membentuk terumbu karang, sebagai tempat berlindung ikan dan tempat wisata.
C.
PLATHYHELMINTHES (Cacing Pipih)
Platyhelminthes adalah binatang
sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran
darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai
biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan
atau manusia.
Cacing ini merupakan
hewan yang tubuhnya lunak, tidak bercangkang, tubuh simetri bilateral. Hidup
dialam bebas, parasit pada organisme. Cacing memiliki tiga lapisan kulit, yaitu
:
·
Ektoderm, lapisan luar berkembang
menjadi kulit.
·
Mesoderm, lapisan tengah berkembang
menjadi otot, dan beberapa organ tubuh.
·
Endoderm, lapisan dalam berkembang
menjadi usus.
Umumnya bertubuh pipih ( platy ),
lunak,dan tidak mempunyai rongga tubuh ( selom ). Plathyhelminthes
terdiri atas tiga kelas, yaitu :
1.
Turbellaria ( Cacing Berbulu Getar )
Cacing ini hidup di air tawar yang
jernih atau di tempat-tempat yang lembab. Contoh: Planaria.
Planaria memiliki dua mata dan
permukaan tubuhnya bersilia.Hewan ini dapat menggandakan pembuahan sendiri
karena bersifat hermafrodit dan mempunyai kemampuan regenerasi yang besar.
2.
Trematoda
( Cacing Hisap )
Tubuhnya
tertutup oleh kutikula yang tidak bercilia. Mulutnya
memiliki alat penghisap yang di lengkapi oleh kait-kait untuk melekatkan diri
pada tubuh inangnya.Beberapa contoh Trematoda,yaitu:
·
Fasciola
Dikenal sebagai cacing hati terdiri
atas fasciola hepatica pada domba dan fasciola gigantica pada sapi, yang
bersifat parasit.
·
Clonorchis
Cacing hati pada manusia adalah
clonorchis sinensis . Daur hidupnya sama dengan fasciola hanya serparia pada
clonorchis masuk kedalam daging ikan air tawar yang berperan sebagai inang
sementara.
·
Schistosoma
Schistosoma japonicum dikenal dengan
cacing darah yang hidup parasit pada manusia, babi, biri – biri, hewan pengerat
dan hewan lainnya.
3.
Cestoda ( Cacing
Pita )
Terdiri atas segmen – segmen
(proglotid) dan sudah dapat di bedakan antara kepala (skoleks) dan tubuh
(strobila), skoleks dilengkapi dengan alat penghisap. Cacing ini bersifat
hemaprodit dan sebuah proglotid merupakan satu individiu.
Reproduksi Platyhelminthes
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan
secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.
Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).
Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun
dengan pasangan lain. Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua
Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi
aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan
tubuh tersebut menjadi individu baru.
Manfaat Platyhelminthes
Cacing pipih kebanyakan merugikan bagi manusia. Karena
umumnya bersifat parasit.
D.
NEMATHELMINTES ( Cacing Gilig )
Dikenal sebagai cacing bulat
silindris (gilig). Tubuhnya tidak beruas – ruas tertutup oleh kutikula dan
memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut sampai ke anus.
Filum ini umumnya melakukan reproduksi secara seksual.
Sistem reproduksi bersifat gonokoris,
yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.
Fertilisasi terjadi secara internal. Telur
hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada
lingkungan yang tidak menguntungkan.
1.
Ascaris Iumbricoides
Cacing ini dewasa didalam usus halus
manusia dan menyerap zat – zat makanan. Telur yang yang mengandung embrio
keluar bersama tinja dan bila telur termakan oleh manusia akan menetas dalam
usus, lalu larvanya menembus dinding usus masuk ke pendarahan darah hingga
dinding paru-paru.
2.
Necator /
Ancylostoma
Dikenal dengan cacing tambang,
apabila terinjak maka larva akan menembus kulit dan masuk ke peredaran darah
melintasi paru-paru hingga sampai di faring, ikut tertelan dan tumbuh menjadi
cacing dewasa pada usus halus.
3.
Enterobius
(Cacing Kremi)
Cacing betina bertelu disekitar
anus, dapat menular secara autoinfeksi yaitu bila menggaruk disekitar anus,
telur akan menempel pada kuku jari yang kemudian termakan dan menetas dalam
usus halus dan tumbuh menjadi dewasa.
E.
ANNELIDA (Cacing Gelang)
Annelida adalah cacing gelang dengan
tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik
dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua
kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit.
Contoh : cacing tanah (Lumbricus
terrestris), cacing wawo, cacing palolo, lintah (Hirudo medicinalis)
dan pacet (Haemodipsa)
Cacing yang memiliki bentuk tubuh
beruas – ruas. Setip ruas dibatasi sekat (septum), karena ruas – ruasnya mirip
gelang (metameri) maka disebut cacing gelang.
Annelida sudah memiliki system
saraf: pencernaan, ekskresi, reproduksi, dan system pembuluh. Cacing ini hidup
di air tawar, air laut dan di darat.beberapa jenis diantaranya hidup sebagai
parasit. Annelida terdiri atas kelas Pholychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinae.
Annelida umumnya bereproduksi secara
seksual dengan pembentukan gamet. Beberapa jenis dapat bereproduksi secara
aseksual dengan fragmentasi, kemudian beregenerasi.
Organ kelamin jantan (testis) dan
organ kelamin betina (ovarium) ada yang terdapat pada satu individu
(hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu yang berbeda (gonokoris).
1.
Pholychaeta
Hidup di dalam pasir atau menggali
batu – batuan di daerah pasang surut. Tubuhnya memanjang, setiap ruas mempunyai
parapodia dan setiap parapodia memiliki setae kecuali pada segmen terakhir.
Contoh cacing ini adalah mereis sp,
cacing wawo (lysidice sp), dan cacing palolo (Eunice viridis)
2.
Olygochaeta
Sebagian besar cacing ini hidup di
air tawar atau di darat.Olygochaeta bersifat hemafrodit,tidak mempunyai para
podia,dan mempunyai beberapa setae.Contohnya: cacing tanah,dan tubifeex.
3.
Hirudinae
Hidup sebagai parasit atau
predator.Hidup di air tawar,air laut atau darat.Tubuhnya tidak memiliki
parapodia atau setae,tetapi memppunyai alat penghisap posterior atau anterior.
Sistem pencernaan terdiri atas mulut
sampai anus.Mempunyai kelenjar ludah yang sekretnya mengandung bahan anti
koagulasi ( mencegah penggumpalan darah ). Pernapasan berlangsung melalui
kulit,ekskresi melalui nepridium yang terdapat pada setiap segmen.
Contoh : Hirudo medicinalis ( lintah ) hidup di air tawar dan pacet yang hidup di darat.
F.
MOLLUSCA (Hewan Lunak)
Mollusca adalah hewan bertubuh lunak
tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang
berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan
diri dari serangan predator dan gangguan lainnya.
Hidup di air laut, air tawar dan di
darat.
Contoh : kerang, , gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat,
siput laut, chiton.
Hewan bertubuh lunak, berbentuk
simetris bilateral. Umumnya memiliki mantel yang terbungkus oleh cangkang yang
mengandung zat kapur tetapi ada pula beberapa jenis yang tidak memiliki
cangkang.
Mollusca bersifat triploblastik dan
mempunyai mantel yang berfungsi untuk menutupi organ-organ visceral dan membuat
rongga mantel. Memiliki alat gerak berupa kaki yang berfungsi untuk menyerap
dan menangkap mangsanya. Mollusca terdiri atas tiga kelas, yaitu Gastropoda,
Chephalopoda, dan palecypoda (bivalvia).
1.
Gastropoda
(Hewan Berkaki Perut)
Dikenal dengan berbagai macam bentuk
seperti siput, keong dan bekicot yang banyak ditemukan di air tawar, laut dan
darat, terutama di tempat-tempat lembab. Pada umumnya bergerak lambat, untuk
memudahkan menggeser kaki, mereka mengeluarkan lender.
Gastropoda memiliki dua pasang
tentakel di kepala, biasanya terdapat mata. Dibawah tentakel terdapat mulut
dengan dua rahang yang terbuat dari zat tanduk. Saluran pencernaanya meliputi
kerongkongan, lambung dan usus.
Contoh : Achatina fulica
(bekicot), Lymnea (siput sawah), Melania (sumpil)
2.
Chephalopoda
Hewan ini hidup di laut, biasanya
memiliki kantung tinta yang dapat menyemburkan cairan berwarna coklat atau
hitam melalui anus jika terancam bahaya. Beberapa Chepalopoda merupakan sumber
makanan bagi manusia, seperti cumu-cumi dan sotong.
3.
Bivalvia
Pelecypoda (Hewan Berkaki pipih)
Memiliki dua buah cangkok yang agak
pipih dan pertemuan kedua cangkok itu terdapat di bagian darsol. Diantara
cangkok dan mantel biasanya masuk benda asing, misalnya pasir yang merupakan
initi untuk butir-butir mutiara.
Terbentuknya mutiara dapat secara
alami atau disengaja diproduksi secara besar-besaran dengan menyuntikan inti
mutiara pada beberapa Janis kerang mutiara.
G. ARTHROPODA (Hewan Beruas)
Hewan ini tubuhnya berbentuk
simetris bileral atau beruas-ruas, bersegmen, tubuhnya dibedakan atas kepala,
dada dan perut. Hewan ini dibedakan atas empat kelas, yaitu crustacean,
arachnida, myriapoda dan insekta.
1.
Crustaceae
(Udang-udangan)
Crustaceae pada umumnya hidup di air dan bernafas dengan insang, kepala
dan dada tidak dapat dibedakan karena bergabung membentuk kepala dada.
Crustacean yang merupakan sumber makanan yang berprotein tinggi adalah combarus
sp (udang air tawar), panulirus sp (udang laut), pagurus sp (rajungan) dan
cancer sp (kepiting).
Tubuh Crustacea terdiri atas
dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan
belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang
disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit
(keliped) dan 4 pasang kaki jalan.
Selain itu, di sefalotoraks juga
terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah. Sementara pada bagian
abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian ujungnya terdapat ekor.
Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga berfungsi untuk menyimpan
telurnya.
Contoh :
kepiting, ketam, udang
2.
Arachnoidea
(Laba-laba)
Laba-laba, atau disebut juga
labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua
segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut
pengunyah. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang
kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga.
Tidak semua laba-laba membuat jaring
untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera
–yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat– dari kelenjar (disebut spinneret)
yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk
membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain,
menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan
lain-lain.
Contoh :
kalajengking, laba-laba, kutu buku.
Tubuhnya terdiri atas dua bagian
kepala-dada (sefalotoraks) dan abdomen (perut tidak jelas dengan kaki berpasangan
pada tiap ruasnya).
Umumnya merugikan manusia seperti
menimbulkan penyakit pada hewan seperti kudis, bahkan tungau dan caplak dapat merusak
tanaman dan makanan, contohnya adalah laba-laba dan kalajengking.
3.
Myriapoda
(Lipan)
Memiliki tubuh beruas dengan bagian
kepala, dada dan perutyeng tidak jelas serta kaki berpasangan pada setiap
ruasnya.
Myriapoda
dibagi dua yaitu:
·
Chilopoda
Bertubuh pipih dan beruas-ruas,
setiap ruas terdiri atas sepasang kaki dan dapat dibedakan antara kaki dan
badan. Pada kepala terdapat sepasang antenna yang panjang, alat mulut dan mata.
Chilopoda bernafas dengan trakea, hidup di darat dan bersifat karnivora dan
dapat melumpuhkan mangsanya dengan racun dari mulut. Contohnya adalah kelabang.
·
Dilopoda
Tubuhnya bulat panjang, bersegmen,
pada setiap segmen mempunyai dua pasang kaki dan sudah dapat dibedakan antara
kepala dan abdomen. Pada kepala terdapat sepasang antenna yag pendek, mempunyai
taring dan dua kelompok mata tunggal. Bernafas dengan trakea, contohnya adalah
kaki seribu.
4.
Insecta
(Serangga)
Insecta adalah kelompok utama dari
hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah
mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti
“berkaki enam”)
Contoh :
kecoa, kupu-kupu, nyamuk, lalat
Tubuhnya beruas-ruas sudah dapat
dibedakan antara kepala, dada dan perut, kaki tiga pasang, dan umumnya
bersayap.
Insekta bernafas dengan system
pembuluh trakea, yaitu udara di luar dialirkan melalui pembuluh trakea
langsung ke jaringan. Sistem peredaran darah terbuka, artinya tidak
memiliki pembuluh darah balik maupun kapiler.
·
Orthoptera
Serangga peloncat berantena panjang
dan memiliki alat mulut untuk menggigit, contohnya belalang padang.
·
Isopteran
Berkepala besar, berkitin dan keras
sedangkan tubuhnya lunak. Suka berkoloni dalam jumlah besar, biasanya terdapat
raja dan ratu yag berfungsi sebagai individu seksual dan ada juga prajurit dan
pekerja. Contohnya antara lain adalah rayap.
·
Hemiptera
Memiliki alat mulut untuk menghisap
dan menusuk, ada yang bersayap dan tidak bersayap. Contohnya serangga hama
padi, kutu kepala dan kutu busuk.
·
Homoptera
Memiliki alat mulut untuk menghisap,
mengalami metamorfosa tidak sempurna. Contohnya kutu manusia, tonggeret padi
dan kutu anjing.
·
Odonata
Bersifat predator, tubuhnya
memanjang, memiliki dua pasang sayap dan kepala dapat digerakan bebas.
Contohnya capung.
·
Coleopteran
Bertubuh keras, memiliki dua pasang
sayap, yaitu sayap depan yang keras dan tebal debgan permukaan luar yang halus
dan mengandung zat tanduk yang disebut elytra. Sayap belakang dapat melipat
pada waktu istirahat, contohnya kumbang.
·
Lepidoptera
Berukuran lebih besar dari serangga
pada umumnya, larvanya disebut ulat yang memiliki alat mulut untuk mengunyah
daun-daunan. Saat dewasa alat mulutnya berubah untuk menghisap, contohnya
kupu-kupu.
·
Dipteral
Memiliki satu pasang sayap karena
sayap belakangnya menyusut dan membentuk bulatan kecil yang disebut halter,
contohnya nyamuk.
·
Hymenoptera
Memiliki dua pasang sayap tipis dan
sayap belakang lebih kecil, contohnya semut hitam.
Klasifiksi
Insecta / Hexapoda :
Ø Apterygota
Serangga tidak bersayap, tidak
bermetamorfosis, kepala, dada, perut tidak jelas perbedaannya, mulut menggigit.
Contoh : Lepisma (kutu buku)
Ø Pterygota
Serangga bersayap, terdiri dari
beberapa ordo antara lain :
§ Odonata contoh : Capung
§ Orthoptera contoh : Stagmomantis (belalanng sembah)
§ Isoptera/Archiptera contoh: Helmithermes sp.(rayap).
§ Hemiptera contoh : Cimex (kutu busuk), Leptocorisa
acuta (walang sangit)
§ Homoptera contoh : Pediculus capitis (kutu kepala)
§ Coleoptera contoh : Dysticus marginalis (kepik air)
§ Lepidoptera contoh : Attacus atlas (Kupu Gajah)
§ Diptera contoh : Musca domestika (lalat rumah), Culex
sp.
§ Shiponoptera contoh : Clenocephalus felis (kutu
kucinng)
§ Hymenoptera contoh : Apis cerana (lebah madu), Xylocopa
sp.
Peran Serangga bagi Manusia :
v Yang Menguntungkan
1. Lebah madu menghasilkan madu.
2.
Ulat sutera, penghasil benang sutera
3.
Membantu penyerbukan
4.
Pengendali populasi hama secara
biologis (serangga predator).
5.
Membantu mengurai sampah
v Yang Merugikan
1. Larva Lepidoptera merusak daun tanaman.
2.
Nyamuk dan lalat penular penyakit
3.
Walang sangit merusak padi
4.
Wereng merusak padi
H. ECHINODERMATA (Hewan Berkulit
Duri)
Echinonermata
adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan
lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata
sudah berkembang dengan baik.
Tubuh
ditutupi duri yang tersusun atas zat kapur, memiliki daya regenerasi yang
tinggi, hidup di laut, berkembang biak secara kawin yang pembuahannya diluar
tubuh.
Contoh :
Bintang laut (Asteroidea), Landak
laut (Echinoidea), Bintang ular (Ophiuroidea), lili laut (Crinoidea), teripang
(Holothuroidea).
Hewan ini
mempunyai lempeng-lempeng dari zat kapur dengan duri-duri kecil sehingga
disebut hewan berkulit duri.
·
Asteroidea
(Bintang Laut)
Seluruh tubuhnya tertutup duri
kecuali pada celah ambulakral, pada permukaan aboral terdapat anus dan
madreporit yaitu lubang yang memiliki saringan untuk menghubungkan air laut
dengan system pembuluh air dan lubang kelamin.
·
Echinoidea
(Landak Laut)
Tidak memiliki lengan, tubuhnya
ditutupi duri dan berbentuk simetris. Rangka dalam terdiri atas lempeng-lempeng
kapur membentuk seperti cangkok.
·
Ophiuroide
(Bintang Ular Laut)
Mempunyai lengan yang panjang dan
lentur sebanyak lima lipatan atau kelipatan lima, pada permukaan oral terdapat
mulut dan madreporit serta tidak memiliki anus.
·
Crinoidea
(Lilia Laut)
Sepintas tampak seperti tumbuhan,
memiliki lengan panjang berjumlah lima dan bercabang-cabang, pada permukaan
oral terdapat mulut dan anus.
·
Holothuroidea
(Tripang)
Tubuhnya memanjang dan lunak, pada
salah satu ujungnya terdapat mulut yang dikelilingi tentakel bercabang dan
dihubungkan dengan system pembuluh air, biasanya jenis kelaminnya terpisah
walaupun ada yang hermaprodit.
Manfaat Echinodermata
·
Bintang laut untuk hiasan.
·
Teripang untuk bahan kerupuk.
·
Sebagai pembersih pantai
***
0 comments:
Post a Comment