Thursday, April 7, 2016

Hewan Tidak Bertulang Belakang (Avertebrata)



Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan dalam Invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri.

Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya mengalami deferensisasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin komplek.

Perkembangan embrio hewan metazoa melalui tahap tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamakan diploblastik. Untuk hewan yang memiliki tiga lapisan kulit dalam tubuhnya dinamakan triploblastik. Struktur tubuh, dan sistem sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda beda, makin tinggi tingkatannya semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya.

Invertebrata dikelompokkan menjadi 8 filum :

A.  PORIFERA (Hewan Berpori)

Porifera adalah hewan yang berlubang lubang (berpori), hidup diair tawar, dirawa, dilaut yang dangkal , air jernih dan tenang.


Tubuhnya tersusun atas jaringan diploblastik (dua lapisan jaringan). Lapisan luar tersusun oleh sel epidermis dan lapisan dalam tersusun atas sel sel leher (koanosit). Tubuh menyerupai vas bunga, memiliki rongga tubuh (spongosol) dan lubang keluar (oskulum), tubuh lunak, permukaannya berpori (ostium).
Porifera memiliki dua lapisan jaringan, yaitu:
·         Lapisan luar, tersusun atas sel sel yang berbentuk pipih, berfungsi sebagai epidermis. Sel ini dinamakan pinakosit.
·         Lapisan dalam, tersusun atas sel sel berbentuk corong dan memiliki flagel. Sel ini dinamakan koanosit.
Ciri-ciri morfologinya antara lain:
1.      Tubuhnya berpori (ostium)
2.      Multiseluler
3.      Tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
4.      Berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan
5.      Warnanya bervariasi
6.      Tidak berpindah tempat (sesil)

Ciri-ciri anatominya antara lain:
1.      Memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
2.      Pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit

Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat porifera umumnya di laut.

Porifera terdiri atas ±3.000 jenis yang dapat dibagi menjadi empat kelas, yaitu:
·         Calcarea
Hewan berbentuk silindris, bertipe sycon dan memiliki saluran-saluran radikal. Makanannya berupa plank-ton, hewan atau tumbuhan kecil dan bahan organik.

Rangka tubuh Calcarea tersusun dari kalsium karbonat. Umumnya, Calcarea sangat kecil, hanya memiliki tinggi sekitar 3-4 inci. Dari 15.000 spesies Porifera yang ada, hanya 400 dari mereka merupakan anggota kelas Calcarea.

Perkembangbiakan berlangsung secara aseksual, yaitu dengan membentuk tunas eksternal dan memisahkan diri, dapat juga dalam bentuk tunas (gemmula). Perkembangbiakan secara seksual melalui membentukan gamet jantan dan betina yang kemudian membentuk embrio yang keluar melalui oskulum. Contoh leucosolenia.

Spons Asconoid memiliki organisasi yang paling sederhana. Choanocytes garis spongocoel, gambar air melalui ostia kecil dan mengusir melalui osculum tersebut. Contoh scypha

·         Hexatinellida
Hewan ini dikenal sebagai bunga karang gelas, hidupnya dilaut. Bunga karang gelas mempunyai spikula dari silikat. Contohnya, euplectella.

·         Domospongiae
Hewan ini hidup di dalam laut dan air tawar, mempunyai spikula dan silikat serta spongia atau spongia saja. Species yang hidup dilaut misalnya spongi sp. banyak digunakan untuk membersihkan kulit pada waktu mandi. Contoh species yang hidup di air tawar adalah spongilia sp.

·         Selenospongiae
Memiliki spikula yang tersusun atas silikat.

Perkembangbiakan Porifera

Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Dilakukan dengan membentuk tunas pada tubuh induk. lama-kelamaan akan terbentuk koloni porifera. Fragmen-fragmen kecil melepaskan diri dari spons induk, menempel pada substrat, dan tumbuh menjadi spons baru.

Reproduksi aseksual porifera air tawar bisa juga dilakukan untuk mengatasi kondisi lingkungan yang kering dengan pembentukan gemule ( butir benih / tunas internal), yaitu sel amebosit yang dibungkjus oleh tiga lapisan kuat.

Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar.Gemule akan terlihat pada saat induk hancur. Jika kondisi lingkungan membaik kemabali, maka lapisan pelindung pecah dan kehidupan dilangsungkan kembali.

Reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembuahan sel telur suatu porifera oleh sel sprema porifera yang lain secara internal. Masing-masing individu menghasilkan sperma dan ovum.

Kedua sel kelamin terbentuk dari perkembangan sel-sel amebosit atau koanosit. Sel-sel sperma dilepaskan ke dalam air, kemudian masuk ke tubuh spons lain bersama aliran air melalui ostium untuk melakukan fertilisasi.

Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia. Larva tersebut akan keluar dari tubuh porifera induk melalui oskulum, kemudian melekat di dasar perairan untuk tumbuh menjadi dewasa.

Manfaat Porifera
Porifera menguntungkan manusia karena sponnya dapat digunakan untuk alat gosok tubuh. Tubuh Porifera yang mati dapat digunakan sebagai hiasan.


B.   COELENTERATA (Hewan Berongga)
Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).

Coeleanterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido = penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya.

Coelentarata pun umumnya hidup di laut, kecuali beberapa jenis dari Hydrozoa yang hidup di air tawar. Arti dari Coelentarata adalah koilos yakni rongga dan anteron berarti usus. Jadi Coelentarata dapat diaryikan hewan yang memiliki rongga usus.

Coelentarata merupakan golongan hewan diploblastik, karena tubuhnya tersusun atas dua lapisan sel, yaitu ektodermis (epidermis) dan gastrodermis (endodermis). Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan non seluler disebut mesoglea, dan pada lapisan ini tersebar sel-sel saraf.

Pada lapisan ektodermis terdapat sel knidoblast. Di dalam knidoblast terdapat nematokist (paling banyak pada tentakel) yaitu alat yang berfungsi untuk melumpuhkan dan mempertahankan diri dari musuhnya, disebut juga alat penyengat.

Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/ penyekat dan belum mempunyai anus.

Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni.

Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.

·         Hydrozoa
Hewan ini biasanya membentuk koloni atau soliter. Hydrozoa yang berkoloni membentuk polip dan medusa, sedangkan yang soliter hanya membentuk polip saja. Contoh hydrozoa antara lain polip dan medusa.

a.      Hydra

Hydra hidup diair tawar yang jernih dan banyak ditumbuhi tumbuhan air. Hydra berkembangbiak secara seksual atau melalui pembentukan tunas. Mengandung sel – sel penyengat (knidoblas) dan mengandung nematokista yang terdapat pada lapisan ectoderm terutama tentakel.

b.      Obelia

Obelia hidup di air laut dalam bentuk koloni polip. Koloni polip Obelia ada dua macam, yaitu polip vegetative (hydrant) yang berfungsi untuk mencari makanan dan polip reproduktif (gonangium) yang berfungsi melipatgandakan bentuk medusa.

c.       Gonionemus

Merupakan hewan dengan bentuk medusa yang besar dan hidup di laut, yaitu di daerah pasang surut. Pembiakannya secara seksual dengan medusa.

d.      Physalia

Hewan ini mempunyai bentuk tubuh speri pelampung dan berbentuk koloni.

·         Scypozoa
   
Scypozoa pada umumnya berbentuk medusa dan banyak ditemukan di laut. Medusa – medusa ini dikenal dengan ubur – ubur yang sebenarnya dengan pinggiran yang berlekuk – lekuk. Biasanya banyak terdampar di pantai – pantai. Beberapa jenis memiliki nematokista beracun sehingga menyebabkan gatal – gatal. Contohnya: Aurelia


·         Anthozoa

Merupakan hewan karang laut yang daur hidupnya hanya mempunyai bentuk polip, tetapi ada jugsa yang soliter.

Anthozoa yang hidup soliter dapat ditemukan di pantai berair jernih, misalnya anemone laut, sedangkan yang hidup berkoloni dapat ditemukan dalam rumah kapur yang disebut karang laut dan dapat membentuk batu karang.

Tipe Tubuh
POLIP
·         Umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang memben-tuk koloni.
·         Melekat pada dasar perairan, tidak dapat bergerak bebas, sehingga menyerupai tumbuhan yang tertambat
·         Tubuh atas membesar
·         Di dalam tubuh polip ini terdapat rongga gastrovaskuler yang fungsinya sebagai usus.
·         Di bagian atas terdapat mulut dan tentakel untuk berperan untuk menangkap mangsa.
·         Polip merupakan fase vegetatif pada coelenterata, karena bisa melakukan fragmentasi pemutusan bagian dari tubuhnya itu untuk membentuk individu baru

MEDUSA
·         Fase medusa merupakan fase generatif (seksual), dimana pada fase ini menghasilkan sel telur dan sel sperma.
·         Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas di perairan.
·         Bentuknya seperti payung dan punya tentakel yang melambai-lambai.
·         Kita biasa menamakannya dengan ubur-ubur



Cara Mendapatkan Makanan
  • Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-pertikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil.
  • Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun.
  • Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut.
  • Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel).
  • Sel-sel endoderma menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut
  • Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler.
  • Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus.
  • Reproduksi atau perkembangbiakan dapat dilakukan secara aseksual dan seksual.

Manfaat Coelenterata
  • Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan.
  • Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
  • Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut.
  • Di samping itu, karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan. Ubur ubur dapat dimakan, anemon laut, mawar laut dapat digunakan sebagai hiasan dalam akuarium.
  • Dilaut hewan ini membentuk terumbu karang, sebagai tempat berlindung ikan dan tempat wisata.


C.   PLATHYHELMINTHES (Cacing Pipih)

Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia.
Cacing ini merupakan hewan yang tubuhnya lunak, tidak bercangkang, tubuh simetri bilateral. Hidup dialam bebas, parasit pada organisme. Cacing memiliki tiga lapisan kulit, yaitu :
·         Ektoderm, lapisan luar berkembang menjadi kulit.
·         Mesoderm, lapisan tengah berkembang menjadi otot, dan beberapa organ tubuh.
·         Endoderm, lapisan dalam berkembang menjadi usus.

Umumnya bertubuh pipih ( platy ), lunak,dan tidak mempunyai rongga tubuh ( selom ). Plathyhelminthes  terdiri atas tiga kelas, yaitu :

1.       Turbellaria ( Cacing Berbulu Getar )

Cacing ini hidup di air tawar yang jernih atau di tempat-tempat yang lembab. Contoh: Planaria.

Planaria memiliki dua mata dan permukaan tubuhnya bersilia.Hewan ini dapat menggandakan pembuahan sendiri karena bersifat hermafrodit dan mempunyai kemampuan regenerasi yang besar.


2.      Trematoda ( Cacing Hisap )

Tubuhnya tertutup oleh kutikula yang tidak bercilia. Mulutnya memiliki alat penghisap yang di lengkapi oleh kait-kait untuk melekatkan diri pada tubuh inangnya.Beberapa contoh Trematoda,yaitu:

·         Fasciola
Dikenal sebagai cacing hati terdiri atas fasciola hepatica pada domba dan fasciola gigantica pada sapi, yang bersifat parasit.

·         Clonorchis
Cacing hati pada manusia adalah clonorchis sinensis . Daur hidupnya sama dengan fasciola hanya serparia pada clonorchis masuk kedalam daging ikan air tawar yang berperan sebagai inang sementara.

·         Schistosoma
Schistosoma japonicum dikenal dengan cacing darah yang hidup parasit pada manusia, babi, biri – biri, hewan pengerat dan hewan lainnya.


3.      Cestoda ( Cacing Pita )

Terdiri atas segmen – segmen (proglotid) dan sudah dapat di bedakan antara kepala (skoleks) dan tubuh (strobila), skoleks dilengkapi dengan alat penghisap. Cacing ini bersifat hemaprodit dan sebuah proglotid merupakan satu individiu.

           
Reproduksi Platyhelminthes
           
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).

Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain. Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
Manfaat Platyhelminthes
Cacing pipih kebanyakan merugikan bagi manusia. Karena umumnya bersifat parasit.



D.   NEMATHELMINTES ( Cacing Gilig )

Dikenal sebagai cacing bulat silindris (gilig). Tubuhnya tidak beruas – ruas tertutup oleh kutikula dan memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut sampai ke anus.

Filum ini umumnya melakukan reproduksi secara seksual.

Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.

Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.

1.      Ascaris Iumbricoides

Cacing ini dewasa didalam usus halus manusia dan menyerap zat – zat makanan. Telur yang yang mengandung embrio keluar bersama tinja dan bila telur termakan oleh manusia akan menetas dalam usus, lalu larvanya menembus dinding usus masuk ke pendarahan darah hingga dinding paru-paru.

2.      Necator / Ancylostoma

Dikenal dengan cacing tambang, apabila terinjak maka larva akan menembus kulit dan masuk ke peredaran darah melintasi paru-paru hingga sampai di faring, ikut tertelan dan tumbuh menjadi cacing dewasa pada usus halus.

3.      Enterobius (Cacing Kremi)

Cacing betina bertelu disekitar anus, dapat menular secara autoinfeksi yaitu bila menggaruk disekitar anus, telur akan menempel pada kuku jari yang kemudian termakan dan menetas dalam usus halus dan tumbuh menjadi dewasa.



E.   ANNELIDA (Cacing Gelang)

Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit.

Contoh :  cacing tanah (Lumbricus terrestris), cacing wawo, cacing palolo, lintah (Hirudo medicinalis) dan pacet (Haemodipsa)


Cacing yang memiliki bentuk tubuh beruas – ruas. Setip ruas dibatasi sekat (septum), karena ruas – ruasnya mirip gelang (metameri) maka disebut cacing gelang.

Annelida sudah memiliki system saraf: pencernaan, ekskresi, reproduksi, dan system pembuluh. Cacing ini hidup di air tawar, air laut dan di darat.beberapa jenis diantaranya hidup sebagai parasit. Annelida terdiri atas kelas Pholychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinae.

Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet. Beberapa jenis dapat bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi, kemudian beregenerasi.

Organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium) ada yang terdapat pada satu individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu yang berbeda (gonokoris).
1.      Pholychaeta
Hidup di dalam pasir atau menggali batu – batuan di daerah pasang surut. Tubuhnya memanjang, setiap ruas mempunyai parapodia dan setiap parapodia memiliki setae kecuali pada segmen terakhir.

Contoh cacing ini adalah mereis sp, cacing wawo (lysidice sp), dan cacing palolo (Eunice viridis)

2.      Olygochaeta
Sebagian besar cacing ini hidup di air tawar atau di darat.Olygochaeta bersifat hemafrodit,tidak mempunyai para podia,dan mempunyai beberapa setae.Contohnya: cacing tanah,dan tubifeex.

3.      Hirudinae
Hidup sebagai parasit atau predator.Hidup di air tawar,air laut atau darat.Tubuhnya tidak memiliki parapodia atau setae,tetapi memppunyai alat penghisap posterior atau anterior.
Sistem pencernaan terdiri atas mulut sampai anus.Mempunyai kelenjar ludah yang sekretnya mengandung bahan anti koagulasi ( mencegah penggumpalan darah ). Pernapasan berlangsung melalui kulit,ekskresi melalui nepridium yang terdapat pada setiap segmen.

Contoh : Hirudo medicinalis ( lintah ) hidup di air tawar dan pacet yang hidup di darat.



F.     MOLLUSCA (Hewan Lunak)

Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya.

Hidup di air laut, air tawar dan di darat.

Contoh : kerang, , gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.
 

Hewan bertubuh lunak, berbentuk simetris bilateral. Umumnya memiliki mantel yang terbungkus oleh cangkang yang mengandung zat kapur tetapi ada pula beberapa jenis yang tidak memiliki cangkang.

Mollusca bersifat triploblastik dan mempunyai mantel yang berfungsi untuk menutupi organ-organ visceral dan membuat rongga mantel. Memiliki alat gerak berupa kaki yang berfungsi untuk menyerap dan menangkap mangsanya. Mollusca terdiri atas tiga kelas, yaitu Gastropoda, Chephalopoda, dan palecypoda (bivalvia).

1.      Gastropoda (Hewan Berkaki Perut)

Dikenal dengan berbagai macam bentuk seperti siput, keong dan bekicot yang banyak ditemukan di air tawar, laut dan darat, terutama di tempat-tempat lembab. Pada umumnya bergerak lambat, untuk memudahkan menggeser kaki, mereka mengeluarkan lender.

Gastropoda memiliki dua pasang tentakel di kepala, biasanya terdapat mata. Dibawah tentakel terdapat mulut dengan dua rahang yang terbuat dari zat tanduk. Saluran pencernaanya meliputi kerongkongan, lambung dan usus.

Contoh : Achatina fulica (bekicot), Lymnea (siput sawah), Melania (sumpil)


2.      Chephalopoda

Hewan ini hidup di laut, biasanya memiliki kantung tinta yang dapat menyemburkan cairan berwarna coklat atau hitam melalui anus jika terancam bahaya. Beberapa Chepalopoda merupakan sumber makanan bagi manusia, seperti cumu-cumi dan sotong.


3.      Bivalvia Pelecypoda (Hewan Berkaki pipih)

Memiliki dua buah cangkok yang agak pipih dan pertemuan kedua cangkok itu terdapat di bagian darsol. Diantara cangkok dan mantel biasanya masuk benda asing, misalnya pasir yang merupakan initi untuk butir-butir mutiara.

Terbentuknya mutiara dapat secara alami atau disengaja diproduksi secara besar-besaran dengan menyuntikan inti mutiara pada beberapa Janis kerang mutiara.




G.  ARTHROPODA (Hewan Beruas)

Hewan ini tubuhnya berbentuk simetris bileral atau beruas-ruas, bersegmen, tubuhnya dibedakan atas kepala, dada dan perut. Hewan ini dibedakan atas empat kelas, yaitu crustacean, arachnida, myriapoda dan insekta.

1.      Crustaceae (Udang-udangan)

Crustaceae pada umumnya hidup di air dan bernafas dengan insang, kepala dan dada tidak dapat dibedakan karena bergabung membentuk kepala dada. Crustacean yang merupakan sumber makanan yang berprotein tinggi adalah combarus sp (udang air tawar), panulirus sp (udang laut), pagurus sp (rajungan) dan cancer sp (kepiting).

Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan.

Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah. Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian ujungnya terdapat ekor. Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga berfungsi untuk menyimpan telurnya.

Contoh : kepiting, ketam, udang


2.      Arachnoidea (Laba-laba)

Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga.

Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera –yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat– dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.

Contoh : kalajengking, laba-laba, kutu buku.

Tubuhnya terdiri atas dua bagian kepala-dada (sefalotoraks) dan abdomen (perut tidak jelas dengan kaki berpasangan pada tiap ruasnya).

Umumnya merugikan manusia seperti menimbulkan penyakit pada hewan seperti kudis, bahkan tungau dan caplak dapat merusak tanaman dan makanan, contohnya adalah laba-laba dan kalajengking.

3.      Myriapoda (Lipan)

Memiliki tubuh beruas dengan bagian kepala, dada dan perutyeng tidak jelas serta kaki berpasangan pada setiap ruasnya.

Myriapoda dibagi dua yaitu:
·         Chilopoda
Bertubuh pipih dan beruas-ruas, setiap ruas terdiri atas sepasang kaki dan dapat dibedakan antara kaki dan badan. Pada kepala terdapat sepasang antenna yang panjang, alat mulut dan mata. Chilopoda bernafas dengan trakea, hidup di darat dan bersifat karnivora dan dapat melumpuhkan mangsanya dengan racun dari mulut. Contohnya adalah kelabang.

·         Dilopoda

Tubuhnya bulat panjang, bersegmen, pada setiap segmen mempunyai dua pasang kaki dan sudah dapat dibedakan antara kepala dan abdomen. Pada kepala terdapat sepasang antenna yag pendek, mempunyai taring dan dua kelompok mata tunggal. Bernafas dengan trakea, contohnya adalah kaki seribu.


4.      Insecta (Serangga)

Insecta adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam”)

Contoh : kecoa, kupu-kupu, nyamuk, lalat

Tubuhnya beruas-ruas sudah dapat dibedakan antara kepala, dada dan perut, kaki tiga pasang, dan umumnya bersayap.

Insekta bernafas dengan system pembuluh trakea, yaitu udara di luar dialirkan melalui pembuluh trakea langsung  ke jaringan. Sistem peredaran darah terbuka, artinya tidak memiliki pembuluh darah balik maupun kapiler.
·         Orthoptera

Serangga peloncat berantena panjang dan memiliki alat mulut untuk menggigit, contohnya belalang padang.

·         Isopteran

Berkepala besar, berkitin dan keras sedangkan tubuhnya lunak. Suka berkoloni dalam jumlah besar, biasanya terdapat raja dan ratu yag berfungsi sebagai individu seksual dan ada juga prajurit dan pekerja. Contohnya antara lain adalah rayap.

·         Hemiptera

Memiliki alat mulut untuk menghisap dan menusuk, ada yang bersayap dan tidak bersayap. Contohnya serangga hama padi, kutu kepala dan kutu busuk.

·         Homoptera

Memiliki alat mulut untuk menghisap, mengalami metamorfosa tidak sempurna. Contohnya kutu manusia, tonggeret padi dan kutu anjing.

·         Odonata

Bersifat predator, tubuhnya memanjang, memiliki dua pasang sayap dan kepala dapat digerakan bebas. Contohnya capung.

·         Coleopteran

Bertubuh keras, memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan yang keras dan tebal debgan permukaan luar yang halus dan mengandung zat tanduk yang disebut elytra. Sayap belakang dapat melipat pada waktu istirahat, contohnya kumbang.

·         Lepidoptera

Berukuran lebih besar dari serangga pada umumnya, larvanya disebut ulat yang memiliki alat mulut untuk mengunyah daun-daunan. Saat dewasa alat mulutnya berubah untuk menghisap, contohnya kupu-kupu.

·         Dipteral

Memiliki satu pasang sayap karena sayap belakangnya menyusut dan membentuk bulatan kecil yang disebut halter, contohnya nyamuk.

·         Hymenoptera

Memiliki dua pasang sayap tipis dan sayap belakang lebih kecil, contohnya semut hitam.

            Klasifiksi Insecta / Hexapoda :
Ø  Apterygota
Serangga tidak bersayap, tidak bermetamorfosis, kepala, dada, perut tidak jelas perbedaannya, mulut menggigit. Contoh : Lepisma (kutu buku)
Ø  Pterygota
Serangga bersayap, terdiri dari beberapa ordo antara lain :
§  Odonata contoh : Capung
§  Orthoptera contoh : Stagmomantis (belalanng sembah)
§  Isoptera/Archiptera contoh: Helmithermes sp.(rayap).
§  Hemiptera contoh : Cimex (kutu busuk), Leptocorisa acuta (walang sangit)
§  Homoptera contoh : Pediculus capitis (kutu kepala)
§  Coleoptera contoh : Dysticus marginalis (kepik air)
§  Lepidoptera contoh : Attacus atlas (Kupu Gajah)
§  Diptera contoh : Musca domestika (lalat rumah), Culex sp.
§  Shiponoptera contoh : Clenocephalus felis (kutu kucinng)
§  Hymenoptera contoh : Apis cerana (lebah madu), Xylocopa sp.
Peran Serangga bagi Manusia :
v  Yang Menguntungkan
1.      Lebah madu menghasilkan madu.
2.      Ulat sutera, penghasil benang sutera
3.      Membantu penyerbukan
4.      Pengendali populasi hama secara biologis (serangga predator).
5.      Membantu mengurai sampah

v  Yang Merugikan
1.      Larva Lepidoptera merusak daun tanaman.
2.      Nyamuk dan lalat penular penyakit
3.      Walang sangit merusak padi
4.      Wereng merusak padi


H.  ECHINODERMATA (Hewan Berkulit Duri)

Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik.

Tubuh ditutupi duri yang tersusun atas zat kapur, memiliki daya regenerasi yang tinggi, hidup di laut, berkembang biak secara kawin yang pembuahannya diluar tubuh.

Contoh :
Bintang laut (Asteroidea), Landak laut (Echinoidea), Bintang ular (Ophiuroidea), lili laut (Crinoidea), teripang (Holothuroidea).

 

Hewan ini mempunyai lempeng-lempeng dari zat kapur dengan duri-duri kecil sehingga disebut hewan berkulit duri.

·         Asteroidea (Bintang Laut)

Seluruh tubuhnya tertutup duri kecuali pada celah ambulakral, pada permukaan aboral terdapat anus dan madreporit yaitu lubang yang memiliki saringan untuk menghubungkan air laut dengan system pembuluh air dan lubang kelamin.


·         Echinoidea (Landak Laut)

Tidak memiliki lengan, tubuhnya ditutupi duri dan berbentuk simetris. Rangka dalam terdiri atas lempeng-lempeng kapur membentuk seperti cangkok.


·         Ophiuroide (Bintang Ular Laut)

Mempunyai lengan yang panjang dan lentur sebanyak lima lipatan atau kelipatan lima, pada permukaan oral terdapat mulut dan madreporit serta tidak memiliki anus.


·         Crinoidea (Lilia Laut)

Sepintas tampak seperti tumbuhan, memiliki lengan panjang berjumlah lima dan bercabang-cabang, pada permukaan oral terdapat mulut dan anus.


·         Holothuroidea (Tripang)

Tubuhnya memanjang dan lunak, pada salah satu ujungnya terdapat mulut yang dikelilingi tentakel bercabang dan dihubungkan dengan system pembuluh air, biasanya jenis kelaminnya terpisah walaupun ada yang hermaprodit.

Manfaat Echinodermata
·         Bintang laut untuk hiasan.
·         Teripang untuk bahan kerupuk.
·         Sebagai pembersih pantai

***
 

0 comments:

Post a Comment