12:56 AM -
Ilmu Pengetahuan Umum
No comments


Latihan Peregangan dan Penenangan
Gerakan Peregangan (Stretching)
1
PENGERTIAN
PEREGANGAN (STRETCHING)
Pada
saat akan memulai suatu aktifitas olahraga, stretching (peregangan) atau lebih
dikenal orang dengan istilah pemanasan (warm-up) ini sangat diperlukan.
Stretching adalah bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot-otot di
setiap anggota badan agar dalam setiap melakukan olahraga terdapat kesiapan
serta untuk mengurangi dampak cedera yang sangant rentan terjadi.
Sebelum
berolahraga, latihan pemanasan merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini
dilakukan agar otot tidak mengalami cidera yang serius saat melakukan latihan
fisik. Salah satunya adalah melakukan latihan peregangan
Latihan
peregangan sebaiknya dilakukan selama 5 hingga 10 menit setiap hari tetapi bisa
juga dilakukan selama 4 hingga 5 kali dalam seminggu. Gerakannya pun harus
dilakukan secara perlahan dan rileks. Berikut beberapa gerakan peregangan yang
bisa dijadikan pilihan.
2 MANFAAT
MELAKUKAN PEREGANGAN (STRETCHING)
Terdapat
beberapa manfaat apabila seseorang melakukan gerakan peregangan sebelum memulai
aktifitas olahraga, diantaranya dapat dijelaskan di bawah ini:
1.
Meningkatkan
suhu (temperature) tubuh beserta jaringan-jaringannya.
2.
Menaikkan
aliran darah melalui otot-otot yang aktif.
3.
Meningkatkan
detak jantung sehingga akan mempersiapkan bekerjanya system cardiovascular
(jantung dan pembuluh darah).
4.
Menaikkan
tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.
5.
Meningkatkan
kecepatan perjalanan sinyal syaraf yang memerintahkan gerakan tubuh.
6.
Memudahkan
otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara lebih cepat dan efisien.
7.
Meningkatkan
kapasitas kerja fisik.
8.
Mengurangi
adanya ketegangan pada otot.
9.
Meningkatkan
kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang (meregang).
10.
Terjadi
peningkatan kondisi secara psikologis.
11.
Mengurangi
dampak cedera.
3
MACAM
GERAKAN-GERAKAN STRETCHING AKTIF
Stretching
aktif adalah pemanasan atau peregangan yang dilakukan sendiri tanpa bantuan
orang lain serta dapat dilakukan dalam posisi berdiri atau duduk bahkan dengan
tidur terlentang maupun tengkurap. Gerakan peregangan yang dapat dan boleh
dilakukan adalah sebagai berikut:
·
Peregangan
kepala: berfungsi untuk mengulur M. Trapezius
·
Peregangan
tangan dan lengan: bertujuan untuk meregangkan otot triceps,
deltoid, biceps, fleksor, dan
ekstensor.
·
Peregangan
pinggang & perut: ditujukan untuk meregangkan otot seratus,
rectus abdominis, latisimus dorsi, eksternal oblique, dan tendinous inscription.
·
Peregangan
tungkai & kaki: bertujuan untuk meregangkan otot hamstring,
gluteus, semitendinosus, gracilis, gastrocnemius, peroneus, dan vastus.
4 PEREGANGAN ATAU STRETHING YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN
Bagi atlet melakukan peregangan yang berlebihan dianggap
dapat meningkatkan kemungkinan mengalami cidera pada ligament dan cedera yang ditandai dengan terlepasnya persendian
atau biasa disebut dislokasi. Pemikiran tersebut berdasarkan landasan teori
bahwa adanya kelenturan yang berlebihan (karena peregangan/stretching) akan
dapat mengurangi kestabilan pada daerah persendian.
Jangan melakukan peregangan Apabila tulang anda menghalangi gerakan anda
(sukar bergerak), Sedang mengalami patah tulang, Terdapat gejala peradangan
atau infeksi akut, Terdapat gejala osteoporosis, Baru mengalami cidera atau
keseleo, Terdapat pengurangan
atau penurunan fungsi pada daerah pergerakan
Ada beberapa gerakan peregangan yang tergolong peregangan
yang memiliki kemungkinan terlalu berbahaya dan disarankan untuk
dihindari diantaranya sebagai berikut:
1) Posisi Membalikkan
Satu Kaki atau Dua Kaki
Ini
dikarenakan gerakan ini dapat menyebabkan:
a)
Meregangnya ligamen lutut bagian tengah
b)
Meremukkan meniscus
c)
Menaikkan ketidakstabilan lutut
d)
Menekan dan memutar tempurung lutut, akibatnya tempurung lutut bergeser
2) Posisi Berdiri
Dengan Kaki Lurus Merentang
Gerakan
ini terdapat resiko sebagai berikut:
a)
Menekan bagian tengah dari kedua lutut
b)
Kelainan bentuk lutut yang permanent, seperti bentuk lutut yang pengkar keluar
c)
Menyebabkan hipertensi lutut (tekanan berlebih)
d)
Penekanan yang hebat pada lumbar vertebrae (tulang pinggang)
3)
Posisi Tubuh Melengkung (The Bridge)
Gerakan
ini disarankan untuk dihindari karena dapat menyebabkan:
a)
Dapat memeras potongan tulang belakang
b)
Menjepit urat syaraf
4) Berdiri Dengan
Kaki Diluruskan (Dengan Kaki Dirapatkan)
Gerakan
ini sebaiknya tidak dilakukan karena dapat memicu:
b)
Terjadi penekanan yang hebat pada lumbar vertebrae
5) Posisi Membalikkan
Tubuh (Inversion)
Gerakan
ini sebaiknya dihindari karena dapat mengakibatkan:
a)
Meningkatkan tekanan darah
b)
Dapat memecahkan pembuluh darah, khususnya pembuluh darah pada mata
c)
Mengakibatkan cedera stabilitas pada tulang belakang
6) Menekuk Kaki Kanan
Dan Kiri Ke Dalam Dengan Ditahan Menggunakan Tangan
7) Menekuk lutut
8) Menyilangkan 1
Kaki Dicondongkan Ke Samping
Gerakan-gerakan diatas sebaiknya dihindari karena dapat
menyebabkan Liggamentum collaterale
mediale
Latihan Penenangan (Cooling Down)
Setelah melakukan
latihan inti biasanya seorang beladiri mengakhiri rangkaian tersebut dengan
perasaan lelah dan kehabisan nafas. Pada taraf ini badan kita sering terlalu
kekurangan oksigen untuk berfungsi secara baik. Cedera bisa segera menyusul
karena tingkat konsentrasi mulai menurun dengan cepat.
Di dalam beladiri kita diajarkan untuk
kembali ke latihan penenangan setelah suatu rangkaian gerakan atau latihan
inti. Sementara kembali ke posisi latihan penenangan, kita diajarkan untuk
menarik nafas panjang dengan menggunakan bagian tengah dan atas paru-parunya,
membusungkan perut dan mengisi rongga dadanya dengan tarikan nafas yang
penuh.
Dalam suatu
kebiasaan santai dan dengan tensi yang minim, kita kemudian diajarkan
mendenguskan udara keluar badan dengan menarik tangan dan lengannya sedikit
secara bersamaan dalam posisi latihan penenangan. Ketika perut sedang
dikempiskan, pusar didorong dengan penuh perasaan ke belakang ke dalam badan
sejauh mungkin.
Nafas sekarang
harus betul-betul dihembuskan dan harus ada suatu perasaan hampa di dalam perut
dan seluruh bagiannya. Sekat rongga badan (diafragma) sedang didorong ke atas,
memompa organ-organ bagian atas, dan tulang belakang akan mendekati
penyelesaian.
Kita kemudian
diajarkan meluruskan tulang belakangnya dan menarik nafas, menurunkan sekat
rongga badan (diafragma) dengan suatu perasaan membusungkan bagian perutnya,
tulang-tulang rusuk dan dadanya dengan oksigen.
Pada waktu yang
sama, kita diajarkan membungkuk, dengan jari-jari mengarah ke depan dan lengan
lurus, seolah-olah mendorong ke bawah dua tonggak pintu pagar. Kemudian,
seluruh tubuh disantaikan dengan menarik nafas, dan kembali ke posisi latihan
penenangan, yaitu saat seorang beladiri akan membungkuk untuk menyelesaikan
rangkaian latihan inti tersebut.
Sistem ini digunakan pada akhir setiap seri gerakan, karena ini menjamin bahwa seorang beladiri dapat memperoleh kembali oksigen setelah melewati suatu periode kegiatan yang hebat.
Dengan kombinasi
kontrol yang benar atas pernafasan, sementara melakukan bermacam-macam tugas
atau teknik, dan bernafas secara benar diakhirnya, latihan penenangan ini juga
menjamin adanya efek pijatan pada seluruh bagian-bagian tubuh yang vital.
Sudah bertahun-tahun para anggota beladiri
berhasil dengan tipe pernafasan ini dalam menolong orang-orang dengan keluhan
saraf atau masalah pernafasan, terutama asma. Suasana trauma seringkali
disertai kondisi resah dan gelisah serta terlalu sensitif terhadap peransang
tertentu, misalnya perangsang yang terkait dengan gempa. Perangsang dan reaksi
terlalu sensitif itu dapat mewujudkan perilaku KES-T.
Latihan penenangan
mengantarkan individu yang dilayani untuk “menjadi tenang” kembali dalam hati,
pikiran dan perasaan, serta berkurang kesensitifannya terhadap perangsang
tertentu.
Tujuan latihan penenangan adalah:
1. Terindentifikasinya perasaan resah dan gelisah di dalam diri individu.
2. Terindentifikasinya objek atau perangsang tertentu yang dapat menimbulkan
reaksi tidak wajar pada diri individu.
3. Meredakan perasaan resah dan
gelisah serta reaksi yang terlalu sensitif terhadap perangsang tertentu.
4. Perubahan tingkah laku menjadi KES.
0 comments:
Post a Comment