12:15 AM -
Ilmu Pengetahuan Umum
No comments


Majas atau Kiasan
Majas atau
kiasan adalah bahasa indah yang
dipergunakan untuk meningkatkan kesan dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan
suatu benda dengan benda lain atau hal lain yang lebih umum.
Majas biasanya dipakai dalam sajak atau puisi, majas ini
berfungsi untuk membuat suatu kata demi kata menjadi lebih indah untuk dibaca
dan mayoritas bermakna konotasi, atau makna yang bukan sebenarnya. Saat ini, kita akan belajar
mengenal majas beserta cntoh kalimatnya. Majas dapat
digolongkan menjadi 4, yaitu sebagai berikut:
A. Majas Perbandingan
Majas perbandingan
terdiri dari 4 jenis, yaitu:
1.
Majas Perumpamaan
2.
Metafora
3.
Personifikasi
4.
Alegori
1. Majas Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua
hal yang pada hakikatnya berkaitan dan yang sengaja dianggap sama.
Contoh:
- Bak mencari kutu dalam ijuk. (Melakukan sesuatu yang mustahil)
- Bagai kambing dihalau ke air. (Hal orang yang enggan disuruh atau diajak mengerjakan sesuatu)
- Semanis madu.
- Sedalam laut.
- Secantik bidadari.
- Sesegar udara pagi.
Perumpamaan secara eksplisit
dinyatakan dengan kata seperti, bak, bagai, ibarat, penaka, sepantun,
laksana, umpama.
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit. Jadi, tanpa kata
pembanding di antara dua hal yang berbeda. Dengan kata lain, metafora
yaitu majas yang
berupa kiasan persamaan antara benda yang diganti namanya dengan benda yang
menggantinya.
Contoh:
- Kapan Anda bertemu dengan lintah darat itu?
- Siti Mutmainah adalah kembang desa di sini.
- Kelaparan masih tetap menghantui rakyat Etiopia.
- Nina tangkai hati ibu.
3. Personifikasi
Personifikasi adalah majas perbandingan
yang menuliskan benda-benda mati menjadi seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau
bergerak.
Contoh:
- Peluru mengoyak-ngoyak dada musuh.
- Banjir besar telah menelan seluruh harta penduduk.
- Matahari mulai merangkak ke atas.
- Kabut tebal menyelimuti desa kami.
4. Alegori
Alegori pada umumnya menganding sifat-sifat moral manusia.
Contoh:
Mendayung bahtera rumah tangga.
(Perbandingan yang utuh bagi seseorang dalam rumah tangga)
B. Majas Pertentangan
Majas pertentangan
terbagi menjadi 7 macam, yaitu:
- Hiperbola
- Litotes
- Ironi
- Antonomasia
- Oksimoron
- Paradoks
- Kontradiksio
1. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang
menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan.
Contoh:
- Keringatnya menganak sungai.
- Suaranya menggelegar membelah angkasa.
2. Litotes
Litotes adalah majas
yang menyatakan kebalikan daripada hiperbola, yaitu menyatakan sesuatu dengan
memperkecil atau memperhalus keadaan. Majas litotes
disebut juga hiperbola negatif.
Contoh:
- Tapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. Sekadar air untuk membasahi tenggorokan saja yang ada.
- Tentu saja karangan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran akan saya terima dengan senang hati.
3. Ironi
Ironi adalah majas yang
menyatakan makna yang berlawanan atau bertentangan, dengan maksud menyindir.
Ironi disebut juga majas sindiran.
Contoh:
- Bagus benar ucapanmu itu, sehingga menyakitkan hati.
- Kau memang pandai, mengerjakan soal itu tak satupun ada yang betul.
4. Antonomasia
Antonomasia adalah penyebutan terhadap seseorang berdasarkan
ciri khusus yang dimilikinya.
Contoh:
- Sssssttt, lihat! Si cerewet datang. Kalian tidak perlu bertanya.
- Macam-macam! Biar si gendut saja nanti yang menghadapinya.
- Kemarin saya lihat si Kacamata hitam keluar bersama-sama dengan si Kribo. Benar tidak?
5. Oksimoron
Oksimoron adalah pengungkapan yang mengandung
pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh:
- Memang benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari kesepakatan. Namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.
- Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi dapat juga sebagai alat untuk memecah belah suatu kelompok masyarakat atau bangsa.
- Olahraga mendaki bukit memang menarik, tetapi juga sangat berbahaya.
6. Paradoks
Paradoks adalah pengungkapan terhadap suatu kenyataan yang
seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.
Contoh:
- Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi mereka tidak berbahagia. Tidak tahu mengapa, mungkin karena belum mempunyai anak.
- Walaupun ia tinggal di kota besar, kota metropolitan, hiburan ada di mana-mana, ia bercerita padaku katanya kesepian.
7. Kontradiksio
Kontradiksio adalah pengungkapan yang memperlihatkan
pertentangan dengan yang sudah dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian.
Contoh:
- Sebenarnya semua saudaranya, yang dulu-dulu pandai, hanya dia sendiri yang bodoh. Mungkin saja karena malasnya.
- Malam itu gelap gulita, tanpa kerlip kunang-kunang yang sebentar tampak dan sebentar hilang.
C. Majas Pertautan
Majas pertautan
dibedakan menjadi:
- Metonimia
- Sinekdok, terdiri atas:
- Pars pro toto
- Totem pro parte
- Alusio
- Eufemisme
1. Metonimia
Metonimia adalah majas yang
memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang atau hal,
sesuai penggantinya.
Contoh:
- Ayah suka mengisap gudang garam. (Maksudnya rokok)
- Si Jangkung dipakai sebagai sebagai pengganti orang yang mempunyai ciri jangkung.
2. Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang
menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya.
Contoh:
- Sudah seminggu ini Iwan tidak tampak batang hidungnya. (Padahal yang dimaksud bukan hanya batang hidung)
- Indonesia berhasil memboyong kembali piala Thomas. (Padahal yang berhasil hanya satu regu bulu tangkis)
- Pars pro toto adalah penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan. Contoh:
- Jauh-jauh telah kelihatan berpuluh-puluh layar di sekitar pelabuhan itu.
- Selama ini kemana saja kau? Sudah lama tak nampak batang hidungmu. Nenek selalu menanyakan kau.
- Ia harus bekerja keras sejak pagi hingga sore karena banyak mulut yang harus disuapi.
- Kita akan mengadakan selamatan sebagai rasa syukur karena kita naik kelas semua. Untuk itu biaya kita tanggung bersama tiap kepala dikenakan iuran sebesar Rp 1.500,00
- Totem pro parte adalah majas penyebutan keseluruhan untuk maksud sebagian saja. Contoh:
- Dalam musim kompetisi yang lalu, kita belum apa-apa. Tetapi dalam tahun ini, sekolah kita harus tampil sebagai juara satu.
- Dalam pertandingan musim lalu, Indonesia dapat meraih medali emas.
3. Alusio
Alusio adalah majas yang
menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau hal dengan menggunakan
peribahasa yang sudah umum ataupun mempergunakan sampiran pantun yang isinya
sudah dimaklumi. Majas ini disebut juga majas kilatan.
Contoh:
- Menggantang asap saja kerjamu sejak tadi. (Membual/beromong-omong)
- Ah, kau ni memang tua-tua keladi. (Maksudnya makin tua makin menjadi)
4. Eufemisme
Eufemisme adalah majas kiasan
halus sebagai pengganti ungkapan yang terasa kasar dan tidak menyenangkan.
Eufemisme digunakan untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang dianggap tabu
atau menggantikan kata lain dengan maksud bersopan santun.
Contoh:
- Orang itu memang bertukar akal. (Pengganti gila)
- Kalau dalam hutan jangan menyebut-nyebut nenek. (Pengganti harimau)
- Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga BBM. (Pengganti menaikkan)
D. Majas Perulangan
Majas
perulangan meliputi:
1. Aliterasi
2. Antanaklasis
3. Kiasmus
4. Repetisi
5. Pararelisme
1. Aliterasi
Majas Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya
sama bunyinya.
Contoh:
Dengarlah dendang
durjana
Lelaki tua
putra Madura:
(Dari Lagu
Nelayan Selat Madura karya Djuwastin Hasugian)
2.
Antanaklasis
Majas Antanaklasis adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama
dengan makna yang berbeda.
Contoh:
Pintu-pintu awan, nadi-nadi
cahaya
dan kegelapan,
rimba sepi dan kejadian..
(Dari Mimpi
karya Abdul Hadi W.M )
3.Repetisi
Majas Repetisi dalah majas perulangan kata sebagai penegasaan yang dirunut
dalam baris yang sama.
Contoh:
Dalam kesunyian
malam waktu
Tidak berpawang tidak
berkawan
(Dari Dibawa
Gelombang karya Sanusi Pane)
4. Pararelisme
Majas Pararelisme adalah majas
perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda.
Contoh:
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapus
5. Kiasmus
Majas Kiasmus adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan
inversi.
Contoh:
karena malam
bukan siangnya gelombang
dan siang
bukan malamnya jalang
0 comments:
Post a Comment