Friday, April 8, 2016

Sumber Hukum Islam




Sumber adalah tempat asal atau tempat keluarnya objek. Sumber hukum islam adalah tempat asal keluarnya hukum islam atau tempat penetapan hukum dalam islam.
                Landasan Q.S An-Nisa ayat 59 yang berisikan tentang taat kepada Allah, taat kepada Rosul dan Ulil Amli.
                Sumber hukum Islam ada 3, yaitu Al-Qur’an, Hadist dan Ijtihad.

A.  Al-Qur-an

1.      Pengertian Al-Qur’an
Menurut bahasa, Al-Qur’an adalah  bacaan, himpunan/kumpulan. Menurut istilah, Al-Qur’an adalah Kumpulan Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dan membacanya ternasuk ibadah.
Dalil naqli : Q.S Al-baqarah ayat 4 dan Q.S Al-Maa’idah ayat 3.
Al-Qur’an mempunyai 30 Juz, 114 surat dan 6666 ayat. Dan Al-Qur’an diturunkan selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Subhanallah…

2.      Tempat Turunnya ayat Al-Qur’an

a.      Mekah (Makiyah)
Ciri-cirinya : Ayatnya pendek-pendek
Isinya mengenai : Aqidah, Akhlak dan Ilmu Pengetahuan
Ayatnya biasanya diawali dengan kalimat “Yaayuhannasu…”

b.      Madinah (Madaniyah)
Ciri-cirinya : Ayatnya panjang-panjang
Isinya mengenai : Hukum, Sosial dan Pengetahuan.
Ayatnya biasanya diawali dengan kalimat “Yaayuhalladzina ammanu…”


3.      Isi Al-Qur’an secara global

·         Aqidah
·         Syariah
·         Akhlaq
·         Ilmu pengetahuan
·         Tarikh/Sejarah
·         Kejadian-kejadian yang akan datang


4.      Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber hukum islam

·         Sumber Hukum Islam yang pertama. Dibuktikan pada Q.S An-nisa ayat 59 dan ayat 105, selain itu lewat percakapan HR Bukhari dan Muslim.
·         Sumber hukum Islam yang utama. Karena :
*   Merupakan wahyu Allah (Q.S An-nisa ayat 105 dan Q.S Al-alaf ayat 103)
*     Al-Qur’an kebenarannya mutlak (Q.S An-nisa ayat 105 dan Q.S Al-Baqarah ayat 4)
*     Keasliannya terjaga
*     Bersifat Universal
*     Berlaku sepanjang masa


5.      Fungsi Al-Qur’an

·         Sebagai petunjuk
·         Sebagai sumber hukum
·         Sebagai pedoman hidup


B.  Hadist

1.      Pengertian Hadist
Menurut bahasa, hadist artinya baru, dekat dan berita. Menurut istilah, hadist artinya segala sesuatu yang disandarkan kepada Rosulullah.
                BERDASARKAN SUMBER HADIST
Ø  Hadist Qouliyah   : perkataan Rosulullah
Ø  Hadist Fi’liyah       : perbuatan Rosulullah
Ø  Hadist Taqririyah : diamnya Rosulullah

2.      Kedudukan Hadist sebagai hukum islam

·         Hadist menjadi sumber hukum islam yang kedua.
·         Q.S An-nisa ayat 59
·         Q.S Al-Hasyr ayat 7
·         H.R Imam Malik
·         Dialog Rosulullah bersama dengan Muadz bin Jabal


3.      Fungsi hadist terhadap Al-Qur’an

·        Bayan Tafsir, yaitu menjelaskan ayat Al-Qur’an yang masih bersifar umum atau global.
o   Bayanul Jumli, merinci ayat-ayat Al-Qur’an yang sifatnya masih umum. Contohnya : “dirikanlah salat” atau “slatlah kamu sebagaimana cara kamu melihat aku salat”

o   Bayanul Mutlaqi, memberi batasan  terhadap hal-hal yang belum ada batasannya. Contohnya : “laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah tangan keduanya…” (Q.S Al-Maidah ayat 38). Maksudnya “potong keduanya” adalah salah satu tangan mereka yaitu tangan kanan sampai pergelangan tangan.

o   Taqhsisul ‘amm, mengkhususkan hal-hal yang bersifat umum. Contohnya : “Diharamkan bagimu memakan daging babi” (Q.S Al-Maidah ayat 3)

·        Bayan Taqrir, yaitu memperkuat ayat dalam Al-Qur’an. Contohnya : “… dan jauhilah perkataan dusta” (Q.S Al-Hajj ayat 30). Saat itu Rosul bersandar, tiba-tiba ia duduk dan bersabda “Awas… jauhilah perkataan dusta” (HR Bukhari Muslim).

·        Menetapkan hukum yang tidak ada dalam Al-Qur’an. Contohnya : “Cuci bejanamu yang dijilat anjing dengan menyucinya sebanyak 7 kali” (HR Muslim, Abu Daud dan Baihaji).


4.      Istilah-istilah dalam ilmu hadist

·         Rowi, orang yang meriwayatkan atau menuliskan hadiast  dalam salah satu kitab yang pernah didengar / diterimanya.
Contoh : ‘Dari Aisyah, ujarnya Rasulullah berkata “Barang siapa yang mengada-ngada sesuatu yang belum temasuk ke dalam agamaku, maka ia tertolak”’ (HR Bukhari - Muslim).

·         Matan, yaitu isi, kalam atau konteks hadist. Contohnya : Rosulullah bersabda “sesungguhnya setiap awal perbuatan tergantung niatnya” (HR Bukhari - Muslim).

·         Sanad, rangkaian orang yang menerima hadist sejak perowi pertama (yang menerima dari rosul) sampai ke perowi terakhir.
Contohnya :  A --- B --- C--- D--- E---F
Dari A hingga F dimanakan sanad.


5.      Hadist berdasarkan kuantitas perowi

·         Hadist Mutawatir, hadist yang diriwayatkan oleh sekelompok orang yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta.
·         Hadist Masyhur, hadist yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih.
·         Hadist Ahad, hadist yang diriwayatkan oleh seorang atau dua orang.


6.      Hadist berdasarkan kualitas perowi

·         Hadist Sohih
Hadist Sohih dipakai sebagai landasan hukum karena memiliki syarat :
a.       Bersambung Sanadnya
b.      Perowinya jujur, adil dan taat beragama
c.       Kuat ingatannya atau hafalannya
d.      Tidak cacat matannya (tidak bertentangan dengan Al-Qur’an)

·         Hadist Hasan
Hadist Hasan boleh dipakai sebagai landasan hukum karena telah memiliki syarat :
a.       Bersambung Sanadnya
b.      Perowinya jujur, adil dan taat beragama
c.       Kurang kuat ingatannya atau hafalannya
d.      Tidak cacat matannya (tidak bertentangan dengan Al-Qur’an)

·         Hadist Dloif
Hadist Dloif tidak boleh dipakai sebagai landasan hukum karena hadist ini tidak memenuhi persyaratan seperti hadist Sohih dan Hadist Hasan.
C.  Ijtihad

1.      Pengertian Ijtihad
Ijtihad menurut bahasa artinya bersungguh-sungguh atau berusaha keras. Ijtihad menurut istilah artinya memikirkan sesuatu dengan sungguh-sungguh untuk menghasilkan suatu pendapat atau hukum berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
Intinya, ijtihad itu menentukan masalah yang tidak ada dalam Al-Qur’an dan Hadist.
                Prof.Dr. Mahmoud Syoltout, ruang lingkup Ijtihad :
a.       Penggunaan akal pikiran untuk menentukan suatu  hukum yang tidak ditentukan secara ekslisit oleh Al-Qur’an dan Hadist.
b.      Penggunaan akal pikiran dalam mengartikan, menafsirkan dan mengambil keputusan dari satu ayat atau hadist.


2.      Keududukan dan Fungsi Ijtihad sebagai sumber hukum Islam

·         Sebagai Sumber Hukum Islam yang ketiga
·         D.Naqli terdapat pada surat An-nisa ayat 59. HR Abu daud dan Turmuzi. Selain itu, juga dari dialog Rosulullah SAW dengan Muadz bin Jabal.
·         Menetapkan hukum yang tidak ada dalam Al-Qur’an dan Hadist


3.      Syarat oerang yang berijtihad (Mujtahid)

·         Paham terhadap Al-Qur’an beserta asbuuzulnya
·         Paham terhadap Hadist beserta asbabul wurudnya
·         Paham terhadap Ilmu ushul fiqih
·         Mempunyai kemampuan berbahasa Arab


4.      Bentuk-bentuk Ijtihad

·         Ijma, kesepakatan para mujtahid terhadap suatu masalah setelah wafatnya Rosulullah. Contoh : Pembukuan Fatwa Mul.

·         Qiyas, menyamakan status hukum suatu permasalahan yang tidak ada ketentuannya dalam Al-Qur’an dan Hadist dengan suatu kejadian yang sudah ditetapkan hukumnya karena mempunyai alasan (illat) yang sama. Contoh : Q.S Al-Isro ayat 32 “…janganlah mengatakan ah dan membentak keduanya.” Mengatakan ah sama saja memukul, mencaci maki dan itu menyakiti kedua orang tua.

·         Maslahah Mursalah, memutuskan  suatu perkara berdasarkan pertimbangan kebaikan bersama untuk menghindari kerugian yang besar. Contoh : adanya buku nikah.


5.      Hasil Ijtihad

·         Kebenarannya relative
·         Kemungkinan hanya berlaku bagi seorang atau suatu kelompok pada masa tertentu.
·         Tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadist


6.      Pahala Ijtihad

Jika benar, mendapatkan 2 pahala. Tetapi jika salah mendapatkan 1 pahala.

0 comments:

Post a Comment