9:32 PM -
Ilmu Pengetahuan Umum
No comments


Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata)
Setelah kemarin kita belajar mengenal hewan yang tak
bertulang belakang (avertebrata) dengan berbagai jenis mahluk hidup yang
termasuk di dalamnya, sekarang saya akan mengenalkan pada kalian hewan yang
bertulang belakang (vertebrata).
Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang
belakang. Tulang belakang berasal dari perkembangan sumbu penyokong tubuh
primer atau notokorda (korda dorsalis). Notokorda vertebrata hanya ada
pada masa embrionik, setelah dewasa akan mengalami penulangan menjadi sistem
penyokong tubuh sekunder, yaitu tulang belakang (vertebrae).
Dalam sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari
filum Chordata. Chordata meliputi hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
- Memiliki notokord, yaitu kerangka berbentuk batangan keras tetapi lentur. Notokord terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka.
- Memiliki tali saraf tunggal, berlubang terletak dorsal terhadap notokord, dan memiliki ujung anterior yang membesar berupa otak.
- Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap anus.
- Memiliki celah faring.
Tubuh vertebrata mempunyai tipe simetri bilateral dan bagian
organ dalam dilindungi oleh rangka dalam atau endoskeleton, khusus bagian otak
dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak (kranium).
Bagian terluar tubuh vertebrata berupa kulit yang tersusun
atas epidermis (lapisan luar) dan dermis (lapisan dalam). Kulit vertebrata ada
yang tertutup dengan bulu ada juga yang tertutup dengan rambut.
Organ dalam, seperti organ pencernaan, jantung, dan pernapasan
terdapat didalam suatu rongga tubuh atau selom.
Vertebrata memiliki alat tubuh yang lengkap, yang menyusun
sistem organ tubuhnya meliputi sistem pencernaan yang memanjang dari mulut
hingga anus, sistem peredaran darah tertutup (darah mengalir di dalam pembuluh
darah), alat ekskresi berupa ginjal, alat pernapasan berupa paru-paru atau
insang, sepasang alat reproduksi (kanan dan kiri) serta sistem endokrin yang
berfungsi menghasilkan hormon.
Vertebrata terdiri dari lima kelas yaitu pisces, amphibia,
reptile, aves dan mammalia.
A.
PISCES
Pisces memiliki habitat di air
dengan alat pernafasan berupa insang.
Hewan ini mempunyai sirip yang
berfungsi untuk menentukan arah gerak di dalam air dan memiliki gurat sisi
untuk mengetahui tekanan air.
Termasuk hewan berdarah dingin (poikiloterm),
yaitu suhu tubuh disesuaikan dengan lingkungan.
Berdasarkan jenis tulangnya ikan
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1.
Chondrichthyes
atau ikan tulang rawan, contoh :
ikan pari, ikan hiu dan ikan cucut.
2.
Osteichthyes atau ikan tulang keras, contoh : ikan mas, ikan gurami,
ikan tongkol.
Ikan merupakan kelompok hewan
ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar.
Ikan betina tidak mengeluarkan telur
yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih
lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma.
Ovum tersebut dikeluarkan dari
ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan
betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di
dalam air.
Bersamaan dengan itu, ikan jantan
juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital
(saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga
terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal).
Peristiwa ini terus berlangsung
sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada
celah-celah batu.
Telur-telur yang telah dibuahi
tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan
menetas dalam waktu 24 – 40 jam.
Anak ikan yang baru menetas akan
mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti
gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak
ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
B. AMPHIBIA
Amphibia merupakan hewan yang dapat
hidup pada dua habitat, yaitu darat dan air, namun tidak semua jenis Amphibia
hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian
ada yang hanya hidup di air dan ada yang hanya di darat.
Namun habitatnya secara keseluruhan
dekat dengan air dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis.
Hewan ini bernafas dengan insang dan paru-paru dan memiliki suhu badan
poikiloterm, berkembang biak dengan bertelur (ovipar) dan pembuahan
terjadi di luar tubuh (eksternal).
Contoh : katak sawah, salamander,
kodok
Kelompok amfibi merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina
tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada
saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak
jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina.
Kemudian katak betina akan
mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh
selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan
berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan
melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak
betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur
(uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok
dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina
mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma
dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas
deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens
sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan
diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan
telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi
kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur
bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton
sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang
dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan
dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah
insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak
depan.
Setelah 3 bulan sejak terjadi
fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi
sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya
mulai berfungsi.
Pada saat itu, anak katak bernapas
dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan
menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat
itulah metamorfosis katak selesai.
C.
REPTILIA
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil
= melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik
berfungsi mencegah kekeringan.
Ciri lain yang dimiliki oleh
sebagian besar reptil adalah : anggota tubuh berjari lima, bernapas
dengan paru-paru, jantung beruang tiga tau empat, menggunakan
energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan
poikiloterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong
ovipar dengan telur bercangkang.
Reptilia mencakup tiga ordo besar
yaitu Chelonia atau Testudines (reptilia bercangkang), Squamata atau
Lepidosauria (reptilia dengan kulit bersisik) , dan Crocodilia (bangsa buaya).
Bangsa kura-kura mempunyai cangkang (perisai) yang keras disebut dengan
karapaks (bagian atas) dan plastron (bagian bawah).
Kelompok reptil seperti kadal, ular
dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh
(fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil
yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau
kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh
dari cadangan makanan yang ada dalam telur.
Reptil betina menghasilkan ovum di
dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil
jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang
saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis.
Dari epididimis sperma bergerak
menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis
yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari
pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi,
hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah
dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang
telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan
mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada
kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan
ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang
berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana
laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan
sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan
ketika meletakkan telurnya.
D.
AVES
Aves memiliki suhu badan homoiterm
(suhu badan tetap, tidak terpengaruh suhu lingkungan). Memiliki tubuh berbulu
melindungi tubuh dan bulu yang membentuk sayap digunakan untuk terbang.
Tulangnya berongga sehingga ringan.
Berkembang biak secara bertelur (ovipar)
dan pembuahan di dalam tubuh. Telur aves bercangkang dan memiliki kuning
telur yang besar. Bernafas dengan paru-paru dan memiliki pundi-pundi udara yang
membantu pernafasan saat terbang.
Contoh : ayam, kasuari, pinguin,
bebek, angsa.
Kelompok burung merupakan hewan
ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi
tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan
kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu
ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap
kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum
yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang
bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di
daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah
dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah
oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang
berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami
oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak
burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan
paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat
mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
E.
MAMMALIA
Ciri khas dari mammalia adalah
memiliki kelenjar susu. Susu dihasilkan oleh kelenjar (mammae) yang
terdapat di daerah perut atau dada. Mammalia disebut juga hewan menyusui
karena menyusui anaknya.
Tubuh mammalia tertutup oleh rambut
yang berfungsi sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan
lingkungan, segabai indera peraba antara lain pada kumis, sebagai pelindung
dari gesekan maupun sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk
melindungi dari mangsa, dan sebagai penciri kelamin.
Mammalia berkembang biak dengan cara
melahirkan (vivipar). Hewan ini memiliki suhu tubuh homoiterm (suhu
tubuh tetap) dan bernafas dengan paru-paru. Mammalia memiliki otak yang lebih
berkembang dibandingkan dengan hewan vertebrata yang lain.
Semua jenis mamalia, misalnya sapi,
kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan
dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal.
Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina
dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin
betina (vagina).
Ovarium menghasilkan ovum yang
kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat
serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah
sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan
melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga
bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan
cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam
serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang
telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada
dinding uterus.
Zigot akan berkembang menjadi embrio
dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus,
zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus
induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.
0 comments:
Post a Comment